harian Sinar indonesia baru SIB koran batak top
koran yang salah satu kebanggaan dari batak di kawasan sumatera utara sumut ,medan,pematang siantar ,kabanjahe raya simalungun,dan kota-kota besar lainya . dan juga sudah menjadi sebagai media adalan dan dikategorikan koran daerah top . tapi setelah saya melihat update online di situs blog harian sib . masih ada yang saya sayangkan yaitu portal berita sib belum begitu update . padahal sekarang jamanya udah pada media teknologi .
selain sib ,sebagai perbandingan pada koran ini , tribun medan yang dimana situs mereka selalu update . saya harapa sebagai pelalnggan setia dari sib supaya mengupdate media onlinenya supaya gak kalah saing kepada koran-koran yang telah saya sebutkan di atas tadi .
saya sudah lama membaca update koran majalah harian sib , post ini adalah bentuk kepedialaan dan kebanggaan sekaligus terima kasih saya kepada surat kabar yang satu ini , dimana telah memberikan berita yang berita yang sangat berguna bagi perkembagan pembangunan di daerah yang diberitakan oleh sib .
saya mendudkung penuh atas supaya koran sib ini untuk selalu berjuang denga masyarakat ,khusunya di daerah batak . dan juga indonesia . dan saya juuga selalu berharap suapaya SIB selalu fokus dan memberitakan apa adanya berita yang dipost kan dan memilih berita yang tepat dan dianggap berguna bagi khalayak ramai
dimana juga saya sangat seutuju juga bahwa media itu adalah salah satu pendorong perkembangan pembangunan secara berkesinambungan dan dimana juga masyarakat ,pemerintah diharapakan pintar di dalam menganggapi berbagai hal yang terjadi .dan saya harap media yang saya ceriatakan ini tepat untuk melaksanakanya
atas perhatian semua orang medan/batak saya ucapkan terima kasih atas perhatianya sudah membaca update saya ini , harap maklum saya masih penulis pemula , tapi saya harap isinya dan pesan yang penting di perhatikan .
penapat masyarakat tentang harian sib ?
Media (Harian SIB) dan Pengaruhnya Oleh Fotarisman Zaluchu
Tidak terasa kalau ternyata Harian SIB telah berusia 40 tahun. Untuk ukuran sebuah media lokal, itu jelas sebuah prestasi besar. Beberapa media yang hidup dan didirikan dalam beberapa waktu ini, hidup dan besar dengan susah payah. Bahkan beberapa di antaranya kemudian kolaps, tidak terdengar suaranya. Sebaliknya, Harian SIB memapankan diri di dalam berbagai perubahan yang ada.
Perubahan yang ada memang begitu kencang. Kini media koran cetak harus berhadapan dengan pemberitaan televisi yang semakin up to date dan bersifat investigasi dan dikemas dalam breaking news yang menarik. Lihat saja bagaimana rapat-rapat dengar pendapat di DPR disiarkan langsung kepada pemirsanya oleh televisi, lebih cepat dan lebih hidup daripada yang besok harinya dituliskan oleh media cetak.
Tantangan utama dari “pesaing” tersebut membuat banyak media cetak kemudian kehilangan pangsa pasar. Harian SIB sebagai salah satu media cetak pasti juga terpengaruh oplahnya. Belum lagi dengan ekspansi pasar yang dilakukan oleh media cetak lokal di Sumatera Utara. Jelas saja umur yang 40 tahun tersebut juga diperoleh dengan kompetisi yang sangat ketat.
Namun salah satu kemenangan koran-koran besar adalah pangsa pasar yang sudah pasti. Sebuah buku mengenai jurnalisme media diberikan judul oleh Dennis W Jhonson penulisnya: “No Place for Amateurs” (London, 2001). Isi buku itu menguak tabir bahwa media-media besar benar-benar memainkan peran signifikan terhadap isu-isu politik, sosial dan ekonomi karena telah memiliki kelompok pembaca yang sudah tetap.
Adanya kelompok pembaca fanatik itu menguntungkan koran-koran besar. Para pembaca umumnya memiliki kultur yang belum selektif dan kritis. Mereka umumnya hanya “membaca”, bukan mencari sesuatu yang mereka butuhkan. Pertanyaan berikutnya adalah, sejauhmana Harian SIB memainkan diri sebagai koran yang—meminjam istilah buku tadi—bukan amatir? Penulis sebagai peneliti tidak punya data meski suatu saat nanti punya kesempatan untuk itu.
Tetapi kalau melihat bagaimana iklan ucapan selamat disampaikan kepada Harian SIB, jelas kita punya sedikit gambaran. Mereka yang mengirimkan ucapan selamat Ulang Tahun itu mewakili kelompok birokrasi lokal, pengusaha, politisi, serta kelompok sosial. Gambaran tersebut memperlihatkan bahwa jikapun kelompok-kelompok tersebut tidak mencerna dan melalap semua apa yang dituliskan oleh Harian SIB, setidaknya mereka mengetahui dan menginginkan sebuah posisi tertentu yang ditawarkan oleh Harian SIB.
Tawaran
Apa yang ditawarkan oleh Harian SIB kepada kelompok-kelompok tadi? Atau setidaknya, bagaimana sebuah media memberikan pengaruh kepada kelompok-kelompok tadi?
Sebuah buku lain yang menarik ditulis oleh Kathleen Hall Jamieson dan Paul Waldman, berjudul The Press Effect (Oxford, 2003). Di dalamnya dijelaskan bagaimana sebuah media memberikan pengaruh tadi. Menurut mereka, sebuah media bukan hanya sebuah koran belaka, tetapi pertama-tama sebagai pembuat cerita.
Di dalam konteks Harian SIB, mereka yang menjadi kelompok-kelompok pembaca dan pengguna Harian SIB menyadari bahwa kisah mereka adalah kisah yang bisa diceritakan oleh sebuah media. Karena itulah mereka kemudian amat bergantung pada media (Harian SIB). Pemberitaan mengenai perkembangan pembangunan di daerah menyebabkan banyak Kepala Daerah menjalin hubungan baik dengan media ini. Pemberitaan mengenai aktifitas politik menyebabkan harian ini pun dicari oleh mereka yang memapankan kedudukannya di jalur ini. Demikian seterusnya. Efek media sebagai penutur aktifitas membuat kelompok-kelompok tersebut tetap berafiliasi dengan Harian SIB.
Efek media yang lain adalah kekuatan psikologisnya. Sebuah berita mengenai penyimpangan anggaran atau kegagalan program pemerintah, jelas saja akan membuat pelakunya ketar-ketir kalau hal itu diberitakan oleh media. Secara nasional saja misalnya, sosok-sosok yang namanya masuk ke dalam berita media, segera saja bisa menjadi berita, dan akan menjadi sosok yang buruk kalau media mengupas tuntas kebobrokan yang ada. Jadi, media bisa membuat karir, pekerjaan, bahkan keluarga dari konteks berita tersebut menjadi terpuruk. Karena itulah maka media menjadi sebuah alat memberikan kekuatan shock-therapy tertentu kepada kalangan-kalangan yang dianggap tidak melakukan sesuatu yang benar dan baik.
Harian SIB pernah memberitakan misalnya bagaimana anggaran kesehatan di sebuah instansi ternyata kebanyakan hanya diisi oleh biaya perjalanan. Sementara anggaran untuk dibelanjakan untuk kepentingan masyarakat, hampir tidak ada. Efek pemberitaan tersebut menyebabkan stakeholder-nya segera mengubah sikap dan kemudian di kemudian hari sudah lebih berhati-hati.
Media ini juga memberitakan berbagai potensi korupsi yang terjadi di berbagai daerah di Sumatera Utara. Tanpa disadari, mereka yang membaca hal tersebut mengalami sebuah “shock therapy”, sehingga memberikan efek psikologis tercegahnya kejahatan di masa depan. Inilah yang disebut sebagai “amateur psychologist”, karena media meski bukan pakar psikologis terkemuka, mampu menciptakan dampak psikologis yang luar biasa.
Peran media juga penting untuk meramal masa depan. Penulis buku tersebut menceritakan bagaimana media menghasilkan prediksi-prediksi mengenai momentum politik tertentu yang terjadi. Menjelang Pilkada Kota Medan, Harian SIB memberitakan beberapa prediksi terhadap kandidat tertentu. Harian ini mengungkapkannya dengan kalimat-kalimat “masyarakat antusias”, “masyarakat memadati”, “ribuan massa”, dan lain sebagainya. Kalimat-kalimat tersebut menempatkan Harian SIB mampu memprediksi kemenangan kandidat tertentu, tanpa harus menyelenggarakan pooling sebagaimana kini marak dilakukan oleh media.
tentang pendiri harian sib :
GM Panggabean, bernama lengkap Gerhard Mulia Panggaben, lahir di Sibolga, 8 Juni 1929 dan meninggal di Singapura, 20 Januari 2011. Tokoh pers dan pendiri (Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi) Harian Sinar Indonesia Baru (SIB), koran nasional terbitan Medan, ini seorang tokoh dan pejuang masyarakat Batak berintegritas tinggi dan berjiwa kebangsaan.
Dia seorang nasionalis sejati yang berakar kuat pada identitas dirinya sebagai warga masyarakat adat Batak. Sebagai seorang jurnalis, dia punya prinsip teguh, visioner dan pejuang. Bahkan, dia bukanlah jurnalis biasa, yang hanya pandai merangkai kata, tetapi dia adalah seorang tokoh pejuang yang mengakar pada masyarakat pembacanya.
saran dari masyarakat untuk harian sib ;
supaya portal online di perbaiki dan selalu update untuk menujang pemberitaan yang cepat dan supaya harian sib dapat bersaing dengan koran harian lainya seperti tribun , medan magazine dan lainya
selain sib ,sebagai perbandingan pada koran ini , tribun medan yang dimana situs mereka selalu update . saya harapa sebagai pelalnggan setia dari sib supaya mengupdate media onlinenya supaya gak kalah saing kepada koran-koran yang telah saya sebutkan di atas tadi .
saya sudah lama membaca update koran majalah harian sib , post ini adalah bentuk kepedialaan dan kebanggaan sekaligus terima kasih saya kepada surat kabar yang satu ini , dimana telah memberikan berita yang berita yang sangat berguna bagi perkembagan pembangunan di daerah yang diberitakan oleh sib .
saya mendudkung penuh atas supaya koran sib ini untuk selalu berjuang denga masyarakat ,khusunya di daerah batak . dan juga indonesia . dan saya juuga selalu berharap suapaya SIB selalu fokus dan memberitakan apa adanya berita yang dipost kan dan memilih berita yang tepat dan dianggap berguna bagi khalayak ramai
dimana juga saya sangat seutuju juga bahwa media itu adalah salah satu pendorong perkembangan pembangunan secara berkesinambungan dan dimana juga masyarakat ,pemerintah diharapakan pintar di dalam menganggapi berbagai hal yang terjadi .dan saya harap media yang saya ceriatakan ini tepat untuk melaksanakanya
atas perhatian semua orang medan/batak saya ucapkan terima kasih atas perhatianya sudah membaca update saya ini , harap maklum saya masih penulis pemula , tapi saya harap isinya dan pesan yang penting di perhatikan .
penapat masyarakat tentang harian sib ?
Media (Harian SIB) dan Pengaruhnya Oleh Fotarisman Zaluchu
Tidak terasa kalau ternyata Harian SIB telah berusia 40 tahun. Untuk ukuran sebuah media lokal, itu jelas sebuah prestasi besar. Beberapa media yang hidup dan didirikan dalam beberapa waktu ini, hidup dan besar dengan susah payah. Bahkan beberapa di antaranya kemudian kolaps, tidak terdengar suaranya. Sebaliknya, Harian SIB memapankan diri di dalam berbagai perubahan yang ada.
Perubahan yang ada memang begitu kencang. Kini media koran cetak harus berhadapan dengan pemberitaan televisi yang semakin up to date dan bersifat investigasi dan dikemas dalam breaking news yang menarik. Lihat saja bagaimana rapat-rapat dengar pendapat di DPR disiarkan langsung kepada pemirsanya oleh televisi, lebih cepat dan lebih hidup daripada yang besok harinya dituliskan oleh media cetak.
Tantangan utama dari “pesaing” tersebut membuat banyak media cetak kemudian kehilangan pangsa pasar. Harian SIB sebagai salah satu media cetak pasti juga terpengaruh oplahnya. Belum lagi dengan ekspansi pasar yang dilakukan oleh media cetak lokal di Sumatera Utara. Jelas saja umur yang 40 tahun tersebut juga diperoleh dengan kompetisi yang sangat ketat.
Namun salah satu kemenangan koran-koran besar adalah pangsa pasar yang sudah pasti. Sebuah buku mengenai jurnalisme media diberikan judul oleh Dennis W Jhonson penulisnya: “No Place for Amateurs” (London, 2001). Isi buku itu menguak tabir bahwa media-media besar benar-benar memainkan peran signifikan terhadap isu-isu politik, sosial dan ekonomi karena telah memiliki kelompok pembaca yang sudah tetap.
Adanya kelompok pembaca fanatik itu menguntungkan koran-koran besar. Para pembaca umumnya memiliki kultur yang belum selektif dan kritis. Mereka umumnya hanya “membaca”, bukan mencari sesuatu yang mereka butuhkan. Pertanyaan berikutnya adalah, sejauhmana Harian SIB memainkan diri sebagai koran yang—meminjam istilah buku tadi—bukan amatir? Penulis sebagai peneliti tidak punya data meski suatu saat nanti punya kesempatan untuk itu.
Tetapi kalau melihat bagaimana iklan ucapan selamat disampaikan kepada Harian SIB, jelas kita punya sedikit gambaran. Mereka yang mengirimkan ucapan selamat Ulang Tahun itu mewakili kelompok birokrasi lokal, pengusaha, politisi, serta kelompok sosial. Gambaran tersebut memperlihatkan bahwa jikapun kelompok-kelompok tersebut tidak mencerna dan melalap semua apa yang dituliskan oleh Harian SIB, setidaknya mereka mengetahui dan menginginkan sebuah posisi tertentu yang ditawarkan oleh Harian SIB.
Tawaran
Apa yang ditawarkan oleh Harian SIB kepada kelompok-kelompok tadi? Atau setidaknya, bagaimana sebuah media memberikan pengaruh kepada kelompok-kelompok tadi?
Sebuah buku lain yang menarik ditulis oleh Kathleen Hall Jamieson dan Paul Waldman, berjudul The Press Effect (Oxford, 2003). Di dalamnya dijelaskan bagaimana sebuah media memberikan pengaruh tadi. Menurut mereka, sebuah media bukan hanya sebuah koran belaka, tetapi pertama-tama sebagai pembuat cerita.
Di dalam konteks Harian SIB, mereka yang menjadi kelompok-kelompok pembaca dan pengguna Harian SIB menyadari bahwa kisah mereka adalah kisah yang bisa diceritakan oleh sebuah media. Karena itulah mereka kemudian amat bergantung pada media (Harian SIB). Pemberitaan mengenai perkembangan pembangunan di daerah menyebabkan banyak Kepala Daerah menjalin hubungan baik dengan media ini. Pemberitaan mengenai aktifitas politik menyebabkan harian ini pun dicari oleh mereka yang memapankan kedudukannya di jalur ini. Demikian seterusnya. Efek media sebagai penutur aktifitas membuat kelompok-kelompok tersebut tetap berafiliasi dengan Harian SIB.
Efek media yang lain adalah kekuatan psikologisnya. Sebuah berita mengenai penyimpangan anggaran atau kegagalan program pemerintah, jelas saja akan membuat pelakunya ketar-ketir kalau hal itu diberitakan oleh media. Secara nasional saja misalnya, sosok-sosok yang namanya masuk ke dalam berita media, segera saja bisa menjadi berita, dan akan menjadi sosok yang buruk kalau media mengupas tuntas kebobrokan yang ada. Jadi, media bisa membuat karir, pekerjaan, bahkan keluarga dari konteks berita tersebut menjadi terpuruk. Karena itulah maka media menjadi sebuah alat memberikan kekuatan shock-therapy tertentu kepada kalangan-kalangan yang dianggap tidak melakukan sesuatu yang benar dan baik.
Harian SIB pernah memberitakan misalnya bagaimana anggaran kesehatan di sebuah instansi ternyata kebanyakan hanya diisi oleh biaya perjalanan. Sementara anggaran untuk dibelanjakan untuk kepentingan masyarakat, hampir tidak ada. Efek pemberitaan tersebut menyebabkan stakeholder-nya segera mengubah sikap dan kemudian di kemudian hari sudah lebih berhati-hati.
Media ini juga memberitakan berbagai potensi korupsi yang terjadi di berbagai daerah di Sumatera Utara. Tanpa disadari, mereka yang membaca hal tersebut mengalami sebuah “shock therapy”, sehingga memberikan efek psikologis tercegahnya kejahatan di masa depan. Inilah yang disebut sebagai “amateur psychologist”, karena media meski bukan pakar psikologis terkemuka, mampu menciptakan dampak psikologis yang luar biasa.
Peran media juga penting untuk meramal masa depan. Penulis buku tersebut menceritakan bagaimana media menghasilkan prediksi-prediksi mengenai momentum politik tertentu yang terjadi. Menjelang Pilkada Kota Medan, Harian SIB memberitakan beberapa prediksi terhadap kandidat tertentu. Harian ini mengungkapkannya dengan kalimat-kalimat “masyarakat antusias”, “masyarakat memadati”, “ribuan massa”, dan lain sebagainya. Kalimat-kalimat tersebut menempatkan Harian SIB mampu memprediksi kemenangan kandidat tertentu, tanpa harus menyelenggarakan pooling sebagaimana kini marak dilakukan oleh media.
tentang pendiri harian sib :
GM Panggabean, bernama lengkap Gerhard Mulia Panggaben, lahir di Sibolga, 8 Juni 1929 dan meninggal di Singapura, 20 Januari 2011. Tokoh pers dan pendiri (Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi) Harian Sinar Indonesia Baru (SIB), koran nasional terbitan Medan, ini seorang tokoh dan pejuang masyarakat Batak berintegritas tinggi dan berjiwa kebangsaan.
Dia seorang nasionalis sejati yang berakar kuat pada identitas dirinya sebagai warga masyarakat adat Batak. Sebagai seorang jurnalis, dia punya prinsip teguh, visioner dan pejuang. Bahkan, dia bukanlah jurnalis biasa, yang hanya pandai merangkai kata, tetapi dia adalah seorang tokoh pejuang yang mengakar pada masyarakat pembacanya.
saran dari masyarakat untuk harian sib ;
supaya portal online di perbaiki dan selalu update untuk menujang pemberitaan yang cepat dan supaya harian sib dapat bersaing dengan koran harian lainya seperti tribun , medan magazine dan lainya
Email redaksi SIB apa? Saya mau kirim tulisan.
BalasHapusTerima kasih
sibdaily@indosat.net.id
Hapusatau redaksi_sib@yahoo.com
HapusTerima kasih. Mau saya coba
BalasHapusTerima kasih. Mau saya coba
BalasHapusTerima kasih. Mau saya coba
BalasHapusTerima kasih. Mau saya coba
BalasHapusTerima kasih. Mau saya coba
BalasHapussama-sama bang
Hapusizin bang saya dari warga lingkungan VI sei putih barat kecamatan MEdan Petisah ingin melaporkan tindakan Oknum Kepling Lingkungan VI yang sudah meresahkan masyarakat karena data fiktif penerima beras raskin , indikasi menjual beras raskin ke sebuah pasar tradisional , bersikap arogan terhadap warga juga melakukan pengutipan liar dana LPM tapi peruntukannya tidak jelas saya sudah meminta tanda tangan dari warga yang keberatan dan data penerima beras raskin yang diduga fiktif karena laporan warga yang lain ke lurah sei putih barat tidak ditanggapi hingga kemarin warga datang beramai ramai menuju kantor camat medan petisah tapi hanya sebatas akan ditindak tanpa ada kejelasan pasti mohon bang di terbitkan di SIB kalau bisa saya minta alamat email untuk mengirim rilis beritanya ke abangda terimakasih sebelum nya .
BalasHapussilahkan bang kirim kesini redaksi_sib@yahoo.com nanti akan di verifikasi dan di tindak lanjuti .
HapusSEORANG PANGULU TEWAS AKIBAT " KORBAN PRAKTEK PERDUKUNAN "
BalasHapusDI NAGORI SORDANG RAYA
SUARA SIMALUNGUN
....pada awalnya korban tiba2 jatuh sakit dan tak dapat berbicara,keesok harinya tanggal 30 juni 2013 korban langsung dibawa kerumah sakit,tetapi dokter tdk menemukan penyakit yg diderita korban..kemudian korban di bawa keluarganya ke pengobatan tradisional yg bertempat di jln mujahir no 37 pematang siantar..setelah di periksa ternyata korban kena " guna-guna " pasalnya akhir-akhir ini beliau tengah berhasil melakukan pemekaran di daerah sordang raya yg sebelumnya adalah bagian dari nagori dolok maraja .setelah diajukan ke PEMKAB simalungun nagori sordang raya berhasil di dirikan dan korban berhasil menjadi pangulu setempat..berdasarkan keterangan pihak keluarga banyak diantara warga yg menentang aktivitas pemekaran tersebut.sehingga warga mencoba melakukan perlawanan tetapi beliau tdk terdapat melanggar hukum sesuai yg berlaku di negara kesatuan repoblik indonesia.
dengan demikian warga yg belum diketahui identitasnya mencoba melakukan praktek perdukunan.dijelaskan juga kepada keluarga korban bahwa penyakit yg diderita korban akibat dari " guna-guna " warga setempat..meskipun tindakan itu tdk terdapat di dlm UUD 1945..pihak keluarga memohon kepada pemerintah pusat untuk membuat UUD tentang praktek perdukunan yg sangat menghantui masyarakat se-indonesia..
...korban adalah Jayadi Purba Sigumonrong yg dikenal sebagai wartawan yang berhasil membangun daerah tempat asalnya sordang raya..warga yg prihatin melihat beliau sangat terpukul karna korban dikenal baik kpd warga.
setelah menjalani perawatan pengobatan tradisional selama 3 minggu beliau akhirnya meninggal pada senin tanggal 22 juli 2013..beliau langsung diantar ke kediamannya yg bertempat di bangun raya.salah seorang adiknya Peter Purba Sigumonrong yg sedang bekerja di negara SAKURA tersebut menghubungi keluarga sehari sebelum beliau meninggal.diberitahu bahwa saudaranya tersebut mengalami perubahan atau membaik..keesok harinya adiknya kaget mendengar kabar bahwa saudaranya telah meninggal..adiknya sangat terpukul,,ia menambahkan akan meneruskan perjuangan saudaranya tersebut menjadikan warga daerahnya menjadi manusia yg berkompeten karna sampai saat ini warga sordang raya masih minim pendidikan kurangnya pembangunan daerah yg mendukung berkembangnya ekonomi seperti jalan.warga setempat juga sangat kaget mendengar beliau sudah meninggal dunia..ratusan warga melayat ke rumah beliau,,dan dikebumikan keesok harinya..kami pihak warga indonesia sangat menantikan kebijakan pemerintah untuk mengeluarkan UUD tentang praktek perdukunan.banyak warga yg di resahkan kata salah seorang keluarga korban..dan selamat jalan kepada sdr Jayadi purba sigumonrong kami mengenangmu semoga beliau tenang disana..HORAS..!!!
J purba.org — bersama Jayadi Purba Sigumonrong.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBEBASNYA MALPRAKTEK " PERDUKUNAN DI NAGORI SORDANG RAYA "
BalasHapusYANG BERUJUNG KEMATIAN
SUARA RAKYAT
..Berdasarkan data yg diperoleh dari warga setempat semenjak 2 tahun terakhir,angka kematian di nagori sordang raya meningkat tajam..beberapa orang mencatat ada lebih dari 10 orang yang meninggal..setengah diantaranya
mati secara tdk wajar..beberapa korban sebut saja SINAGA sangat kaget ketika almarhum suaminya pulang dari ladang yg sebelumnya singgah di kedai tuak..
tiba dirumah seperti biasa.beberapa waktu kemudian ia menyuruh anaknya untuk mengambilkan sepiring nasi..sementara almarhum sedang ke kamar mandi..tiba2 didepan pintu ia terjatuh,,dan tak sadarkan diri..hingga kurang lebih tiga hari..dalam waktu tersebut almarhum tdk dapat makan dan tdk dapat berbicara.keesok harinya mereka memanggil bidan setempat untuk mencari penyakit yg diderita almarhum suaminya itu tetapi pelayanan bidan tersebut hanya apa adanya,,dan resep yg diberikan juga resep yg biasa dipakai di desa tersebut.karna penyakitnya tambah parah mereka bermaksud membawanya ke rumah sakit tp almarhum keburu meninggal..warga juga sempat kaget mendengar bahwa SINAGA yg seminggu sebelumnya ikut kerja gotong royong membangun parit bersama warga telah meninggal..beberapa bulan kemudian ada lagi yg meninggal secara tdk wajar..sebut saja Rudin hanya dalam tempo 2 hari berobat di rumah terus meninggal..tetangganya kaget karna beberapa hari sebelumnya almarhum rudin terlihat sehat dan selalu menyapa tetangganya almarhum rudin juga dikenal baik oleh masyarakat setempat..".dan terakhir data didapat dari seorang pangulu di desa setempat yg baru saja dilantik akhir 2012 silam...sebut saja namanya JAYADI PURBA..ia menderita hal yg serupa dialami korban diatas..hanya saja waktu yg berbeda,,sdr jayadi masih bertahan hingga 3 minggu..dalam waktu tersebut sdr jayadi tdk sadarkan diri,,tdk selera makan..dan kadang lupa ingatan..keluarga sempat membawa ke dokter tetapi dokter tdk menemukan penyakit yg diderita korban dan akhirnya keluarga membawanya ke pengobatan tradisional simalungun yg bertempat di jln mujahir pematang siantar..setelah diselidiki ada penemuan bahwa korban mengidap penyakit
" GUNA-GUNA ",,diduga berasal dari warga setempat.dikarenakan ada sikap ke iri hatian terhadap sdr JAYADI PURBA.sdr JAYADI PURBA juga dikenal sebagai wartawan..dan tdk hentinya melakukan upaya pembangunan di daerah tempat asalnya,,karna warga setempat belum pernah merasakan pembangunan terutama perbaikan jalan,,setelah beliau menjadi wartawan sejak tahun 2004 silam ia bekerja keras untuk meminta peerintah melakukan perbaikan jalan untuk memperlancar ekonomi warga..dan setelah beliau berhasil...ia mencoba melakukan pemekaran di daerah nagori sordang raya
kemudian setelah berhasil iapun terpilih menjadi pangulu,,hanya beberapa bulan menjabat beliau langsung menderita penyakit guna-guna..
.." kerja keras beliau sangat kami hargai kata salah satu rekan didesa..
dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga korban mempunyai penyakit yg sama..dan berujung pada kematian..
jika kasus ini tdk ditindak lanjuti oleh pemerintah pusat maka warga nagori sordang raya akan selalu dihantui rasa takut..warga menghimbau agar pelaku dapat di tangkap pihak yg berwajib..jika tdk warga akan menindak sendiri pelakunya..karna beberapa tahun sebelumnya ada seorang warga tertangkap basah yg diduga memelihara BEGU GANJANG ..tetapi sebagai orang yg beragama,pelaku hanya di beri peringatan saja...warga juga menambahkan akan mencari dan membakar hidup-hidup pelakunya..karna dianggap meresahkan masyarakat sordang raya.."!!
J.PURBA.org — bersama Jayadi Purba Sigumonrong.