Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

peran teknologi informasi di bidang pendidikan

Dalam proses pembelajaran peran teknologi informasi sebagai media pembelajaran/pen sangat besar, diantaranya untuk membuat simulasi matode pembelajaran, memanipulasi, serta mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak. Edgar Dale mengungkapkan paradigma belajar itu semakin konkrit dan semakin lama diingat dan semakin abstrak akan semakin mudah dilupakan.

Berikut ini merupakan kerucut yang digambarkan oleh Edgar Dale sebagaimana dikutip Wina(2008:200) yang menggambarkan kerucut pengalaman belajar tentang pentingnya multi media pembelajaran sebagai alat yang dapat mengubah hal-hal yang abstrak menjadi hal-halyang konkrit.

Performance dramatik presentation, simulation
Doing thr real thing
10 % of what we red
20 % of what we hear
30 % of what we see
50 % of what we hear and see
70 % what we say
70 % of what we say and do

bagan di atas memberikan penjelasan kepada kita bahwa belajar itu semakin kongkrit akan semakin lama diingat oleh siswa dan semakin abstrak semakin mudah dilupakan oleh siswa.
Pada bagan di atas, kita dapat mengefahui bahwa pembelajaran yang semakin konkrit adalah pengalaman belajar dimana siswa terlibat secara langsung untuk melaksanakan dan membicarakan materi-materi pembelajaran, pengalaman belajar tersebut berupa pengalaman langsung, pengalaman tiruan, memerankan dan drama. Pengamalan-pengalaman tersebut merupakan pembelajaran yang paling konkrit, kemungkinan Percapainya tujuan pembelajaran melalui pengalaman langsung adalah70% bahkan lebih. Sebagai contoh pengalaman secara langsung adalah ketika mempelajari konsep burung, maka burung tersebut
dibawa keruangan kelas untuk dipelajari.

Seiring berkurangnya tingkat partisipasi siswa terhadap pembelajaran, maka tingkat kekonkritan suatu konsep pun berkurang pula, dan hal ini berdampak pada hasil pembelajaran yang diperoleh siswa. Siswa yang tidak membicarakan apalagi memeragakan materi pembelajaran, melainkan hanya melihat dan mendengar saja materi tersebut, hasil belajarnya cenderung relative berkurang. Hanya 50% saja kemungkinan tujuan pembelajaran akan tercapai jika hanya mendengar dan melihat saja. Contoh pengalaman belajar seperti ini adalah pengalaman melalui televisi, pengalaman melalui gambar hidup dan film.

Pada tingkat yang lebih abstrak dari sekedar meiihat dan mendengar, yaitu pembelajaran yang hanya mengandalkan tentang apa-apa dapat dilihat atau apa-apa yang dapat didengar saja. Pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar dengan mernperlihatkan saja, umpamanya memperiihatkan gambar memiliki kemungkinan tercapainya tujuan pembelajaran adalah 30%. Sedangkan pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar dengan menampilkan apa-apa yang lainya dapat didengar saja memiliki kemungkinan tercapainya tujuan adalah 20%. Serta pada tingkat yang sangat abstrak, yang mengandalkan pengalaman belajar melalui apa-apa yang dibaca hanya memiliki kemungkinan tercapainya tujuan pembelajaran sebesar 10%.

Uraian di atas memberikan gambaran bahwa semakin konkrit pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa, kemungkinan tercapainya tujuan akan semakin besar, artinya materi pembelajaran tidak akan mudah dilupakan siswa. Sebaliknya semakin abstrak pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa, akan semakin kecil kemungkinan tercapainya tujuan pembelajaran dan berdampak akan mudah dilupakan siswa.
Fungsi teknologi informasi dalam pembelajaran sebagai sumber belajar, selain meman
faatkan jaringan teknologi informasi internet, guru juga dapat memanfaatkan berbagai program yang terdapat dalam teknologi informasi untuk dijadikan sumber pembelajaran, salah satunya adalah dengan membuat program pembeiajaran multimedia interaktif.
Multimedia interaktif adalah sebuah program pembelajaran berbasis komputer yang bersifat interaktif. Artinya pengguna program dapat terlibat secara aktif berkomunikasi dengan program pembelajaran. Siswa dapat memberikan respon terhadap program pembelajaran, siswa dapat mengukur tingkat kemampuannya sendiri, serta siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

 Program ini dirancang denganKongkrit menggabungkan jenis media, baik audio, visual, audio visual, animasi,video, teks, grafis dan Iain-Iain, menjadi satu kesatuan yang utuh. Penggunaan program ini memungkinkan dapat meningkatkan respon siswa, baik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Program ini dapat menumbuhkan kembangkan serta meningkatkan minat, perhatian dan motivasi siswa, karena siswa diajak beiajar secara auditif, visual dan kinetic, sehingga dengan pelibatan ini dimungkinkan. informasi atau pesannya mudah dimengerti.

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa paradigma baru (childcenter) lebih berhasil dibandingkan dengan paradigma lama (teacher center). Pembelajaran yang berpusat pada guru mesttnya harus sudah berubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi semestinya guru sudah mulai mengurangi perannya sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi hanya sebagian kecil sumber belajar.
Guru semestinya dapat memanfaatkan berbagai potensi yang ada untuk dijadikan sumber belajar termasuk pemanfaatan komputer dan internet sebagai sumber belajar. Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal, guru haruslah menyadari bahwa pembelajaran tidak dapat dilaksanakan hanya mempertimbangkan seleranya saja, melainkan haruslah mempertimbangkan juga cara belajar siswa, sehingga materi yang disampaikan akan mudah dipahami dan dicerna siswa.

Begitu pula haruslah disadari bahwa siswa bukanlah objek yang pasif, melainkan individu yang unik dengan segenap potensi yang dimilikinya. Tugas guru adalah memperhatikan potensi tersebut,serta mencari cara bagaimana mengembangkan potensinya.

Pembelajaran juga semestinya dapat dilaksanakan kapan dan dimana saja, artinya pelaksanaan pembelajaran tidak terbatas oleh ruang dan waktu, guru dapat memanfaatkan segala potensi yang ada sebagai sumber pembetajaran, dengan demikian maka dimana pun siswa berada dapat memanfaatkan lingkungannya sebagai sumber belajar

Posting Komentar untuk "peran teknologi informasi di bidang pendidikan"