Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

pengertian inflasi dan deflasi

Dalam ekonomi, deflasi merupakan penurunan tingkat harga umum barangan dan perkhidmatan yang berterusan di bawah inflasi sifar. Deflasi adalah lawan kepada inflasi. Bagi ahli ekonomi, istilah ini menjadi dan kadang kala digunakan untuk merujuk pada penurunan dalam jumlah bekalan wang (sebagai satu sebab langsung penurunan dari tingkat harga umum). Akan tetapi, kini penurunan jumlah bekalan wang ini lebih sering dirujuk sebagai sebuah "pengecutan" bekalan wang. Ketika deflasi, permintaan untuk kecairan akan naik, berbanding barangan atau faedah. Sewaktu deflasi kuasa beli wang juga naik.

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.

Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.

Boediono: Inflasi Adalah Penyakit Yang Kita Jaga dan Harus Ditangani
Jakarta - Wakil Presiden Boediono hari ini membuka Rakornas Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Hotel Sahid Jakarta. Dalam pidatonya, Boediono mengatakan, inflasi adalah penyakit yang harus dijaga.

"Inflasi adalah penyakit yang kita jaga dan harus ditangani. Kepentingan terjaga ini adalah kepentingan kita semua. Ini merupakan motivasi bagi berjalannya TPID di daerah," tutur Boediono saat membuka Rakornas di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (8/5/2013).

Menurutnya, pengendalian inflasi merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Seperti tugas pemerintah pusat menangani tingkat suku bunga dan lain-lain, pemerintah di daerah menjaga kesejahteraan masyarakat. Sehingga peran TPID sangat penting bagi keduanya.

"Saya kira yang disampaikan oleh Gubernur BI (Darmin Nasution) sudah cukup informatif dan menunjukkan hal-hal yang penting untuk TPID maju ke depan lebih baik lagi. TPID ini sejarahnya bermula pada waktu saya di BI sebagai eksperimen untuk dibentuk tim antara Pemda dengan BI tentunya dengan tujuan pengendalian inflasi. Setelah beberapa tahun kemudian, TPID sudah merupakan suatu lembaga yang baku bagian dari perangkat kebijakan ekonomi nasional yang andal," katanya.

"Sekarang sudah semua provinsi membentuk TPID. Sudah 55 TPID yang ada di tingkat walikota/kabupaten. Saya perkirakan bisa diperluas lagi, Mendagri sebagai pemimpin daerah sehingga ide-ide awal menjadi bagian yang baku bagi suatu badan untuk mengendalikan inflasi," imbuhnya.

Oleh karena itu, ia menginginkan agar peran TPID lebih maju lagi ke depan. Caranya dengan melakukan evaluasi kinerja TPID.

"Beberapa hal pokok untuk membuat TPID ini maju lagi, terutama para pimpinan daerah melihat di dalam tim ini format, dampaknya sudah ada belum. Instropeksi seperti ini sangat penting. Lalu apakah struktur keanggotaannya dan monitoringnya bagaimana. Apakah mekanisme sudah cukup baik," jelasnya.

Lantas, bagaimana cara pemerintah agar inflasi bisa dijinakkan? Boediono mengatakan, kuncu pengendalian inflasi adalah logistik, agar pasokan pangan dan barang bisa terjaga.

"Inflasi ini sangat tergantung pada satu faktor dominan yaitu logistik. Inflasi itu adalah perpaduan interaksi antara arus uang dan barang. Arus uang bisa ditangani oleh BI sedangkan arus barang ditangani oleh kita semua terutama masalah suplai dan keamanan pangan. Kemananan pangan itu kunci keberhasilan kita menekan inflasi," ujar Boediono.

Logistik sangat penting, sehingga infrastruktur harus dikembangkan terus menerus. Hambatan terbesar pendistribusian logistik selain infrastruktur adalah aturan-aturan yang tidak perlu (birokrasi yang ribet). Sehingga ini menjadi tugas utama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk merapihkan aturan-aturan yang tidak perlu dan menggangu pendistribusian logistik.

"Logistik berkaitan dengan aturan-aturan yang tidak perlu. Menghambat arus barang ke daerah bahkan ke luar negeri. Kadangkala aturan ini dikeluarkan oleh pusat maupun di daerah sendiri. TPID menjadi badan bagaimana aturan ini dilihat dan hambatan-hambatan di masing-masing kota daerah dan provinsi. Ingat keamanan pangan penting sekali," jelasnya.

Posting Komentar untuk "pengertian inflasi dan deflasi"