Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

perkembangan kewirausahaan teknologi informasi di indonesia

Kemajuan teknologi di berbagai negara, kini tidak hanya memudahkan setiap orang untuk berinteraksi dan berbagi informasi. Namun juga memberikan ruang tersendiri bagi para pengusaha untuk bisa menjangkau calon konsumennya tanpa harus memikirkan batasan ruang, waktu, serta mulai meninggalkan strategi promosi konvensional yang biasanya membutuhkan anggaran dana yang terbilang cukup mahal.

Peranan internet yang cukup besar, memang memudahkan para pelaku usaha untuk mendulang untung besar setiap bulannya. Bahkan, bisa dikatakan sekarang ini hampir semua usaha bisa dijalankan dengan mudah melalui media online. Tak terkecuali aneka peluang bisnis otomotif yang belakangan ini mulai marak dijalankan para pemiliknya melalui berbagai situs media online.

Jika biasanya bisnis otomotif dijalankan para pelaku usaha dari bengkel maupunshowroom-showroon yang mereka miliki, sekarang ini untuk menyiasati persaingan pasar yang semakin ketat banyak pengusaha yang memilih strategi pemasaran jemput bola untuk mendatangkan omzet besar setiap bulan. Salah satunya saja seperti membuka layanan bisnis otomotif online untuk memancing datangnya banyak pelanggan. Mulai dari jasa konsultasi otomotif, jasa cuci mobil keliling, jasa penjualan sparepart dan aksesoris online, sampai jasa montir online, keberadaannya kian menjamur di pasaran untuk memenuhi kebutuhan para konsumen.

Wirausaha Harus Melek Teknologi Informasi
Para wirausahawan wajib menguasai teknologi bila ingin memulai usahanya dengan modal maupun jaringan yang terbatas. Dengan memanfaatkan teknologi, biaya operasional bisa ditekan sampai mengoperasikan kantor dari telapak tangan saja melalui telepon genggam.

Hal tersebut menjadi benang merah dalam Konferensi Komputer dan Informatika Internasional ke-3 yang diselenggarakan Universitas Komputer Indonesia (Unikom), Rabu (8/6/2011). Hadir sebagai pembicara, Prof Dr Ahmad Zaki bin Abu Bakar dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM).

Zaki menjelaskan bahwa dewasa ini perkembangan teknologi telah bergeser dari pendekatan konvensional menjadi kolaborasi dengan munculnya tren komputasi awan hingga istilah crowdsourcing yakni merampungkan pekerjaan bersama-sama oleh komunitas. Dengan memanfaatkan teknologi jejaring sosial, seorang wirausaha bisa mendapatkan masukan, saran, atau bahkan solusi dari lebih banyak sumber.

"Selama ini, untuk mendapatkan masukan mengenai bisnis, aspek hukum, hingga teknologi, membutuhkan biaya maupun koneksi pribad i yang kadang tidak dimiliki semua orang. Salah mengambil keputusan dalam berwirausaha adalah penyebab utama mereka gagal pada tahun pertama," kata Zaki.

Zaki menjelaskan, beberapa penyebab kegagalan wirausaha adalah kurang pengalaman, tidak memiliki peng etahuan memadai, tidak siap menghadapi masalah yang kompleks, pengambilan keputusan diserahkan kepada satu orang, dan tidak berorientasi pasar. Menurut laporan Global Entrepreneurship Monitor 2010, sebanyak 110 juta orang berusia 18-64 tahun yang merintis usaha mandiri sementara 140 juta yang lain sudah menjalankan usaha yang mereka mulai 3,5 tahun sebelumnya.

Perkembangan Kewirausahaan di Indonesia
aat ini jumlah wirausaha di Indonesia hanya 570.339 orang atau 0,24% dari jumlah penduduk yang sebanyak 237,64 juta orang. Padahal untuk jadi bangsa maju, dibutuhkan wirausaha minimal 2% dari jumlah penduduk.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar (Wahyu Daniel – detikfinance) mengatakan,

“Pemerintah terus mengembangkan program wirausaha produktif untuk melatih pengangguran mulai dari lulusan SD sampai sarjana. Untuk mencapai jumlah ideal, kita masih butuh tambahan sekitar 4,18 juta wirausaha, sehingga target ideal jumlah wirausaha sebanyak 4,75 juta wirausaha dapat tercapai dalam waktu tidak terlalu lama. Sasaran kelompok masyarakat yang menjadi calon grup kewirausahaan adalah penganggur/masyarakat miskin di pedesaan, penganggur terdidik di perkotaan, calon TKI, TKI dan formal dan transmigran/calon transmigran. Di tingkat nasional, pemerintah telah menyepakati naskah Kesepakatan Bersama 5 Kementerian untuk bersinergi dalam perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja melalui kewirausahaan. Kesepakatan lintas kementerian ini melibatkan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga.”

“Wirausaha merupakan salah satu solusi untuk menekan tingkat pengangguran, terutama lulusan SD yang jumlahnya masih cukup besar di Indonesia. Selain bisa menciptakan pekerjaan bagi diri sendiri, wirausaha juga dapat membuka kesempatan kerja bagi orang lain.”

Belakangan ini, pembahasan mengenai kewirausahaan makin marak terutama karena banyak wirausaha-wirausaha sukses ikut berusaha untuk berpartisipasi dalam bentuk pendidikan maupun mentoring langsung ke calon wirausaha. Bisa diperhatikan kiprah dari Ciputra, Bob Sadino, Sandiaga Uno, dan lainnya yang memang sudah terkenal dalam keberhasilannya membangun bisnis.

Kemajuan Internet dan terbentuknya komunitas-komunitas wirausaha juga turut memberikan dampak pada perkembangan kewirausahaan di Indonesia. Komunitas seperti Tangan di Atas (TDA), Indonesia Young Entrepreneur (IYE), atau komunitas yang terbentuk dari Forum Internet seperti Kaskus Entrepreneur Corner (EC) serta komunitas wirausaha dengan industri spesifik misalkan Forum Web Anak Bandung (FOWAB) yang merupakan wadah kumpul-kumpul pelaku IT.

Posting Komentar untuk "perkembangan kewirausahaan teknologi informasi di indonesia"